OJK Dorong Pemerataan Akses Keuangan hingga Daerah Terpencil



photo

SURABAYA, 27 OKTOBER 2025 – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan komitmennya dalam mempercepat inklusi keuangan nasional menuju target 98% pada tahun 2045.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menyampaikan bahwa pencapaian literasi dan inklusi keuangan Indonesia saat ini menunjukkan kemajuan signifikan. Meski demikian, tetap dubutuhkan sinergi lintas sektor untuk memastikan seluruh lapisan masyarakat mendapat akses keuangan yang layak.

“Prinsip no one left behind menjadi kunci utama dalam memperluas inklusi keuangan di Indonesia. Artinya, tidak boleh ada satu pun warga yang tertinggal, termasuk kelompok difabel dan masyarakat di daerah terpinggirkan,” tegas Friderica dalam puncak acara FinExpo 2025, Jumat (24/10/2025).

Hingga saat ini, tingkat literasi keuangan nasional mencapai 66,46%, sedangkan inklusi keuangan sebesar 80,50%, dengan inklusi yang lebih luas mencapai 92%. Angka tersebut menunjukkan progres positif dibanding tahun-tahun sebelumnya, namun masih perlu dorongan untuk mencapai target jangka panjang yang dicanangkan pemerintah.

Selama periode 2025, OJK mencatat 5.182 kegiatan inklusi keuangan terlaksana di 37 kantor wilayah OJK di seluruh Indonesia, meningkat 67,87% dibandingkan tahun lalu. Kegiatan ini melibatkan ribuan peserta dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar, pelaku UMKM, hingga masyarakat desa.

Selain itu, pertumbuhan akses keuangan baru juga menunjukkan perkembangan signifikan. Tercatat 3,55 juta rekening bank baru dibuka atau naik 0,27% dibanding tahun sebelumnya.

Di sektor investasi, terjadi lonjakan 310% dengan pembukaan 643.000 rekening baru, sementara industri asuransi mencatat 951.000 polis baru atau tumbuh hampir 30%. Sektor pembiayaan pun terus tumbuh, dengan 1,47 juta rekening perusahaan pembiayaan baru dan 5 juta rekening pegadaian baru yang naik 45%.

Tak kalah menarik, 720.000 akun fintech baru juga terdaftar, memperkuat peran teknologi dalam memperluas akses layanan keuangan di masyarakat.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang turut hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan, Jawa Timur memiliki kontribusi besar terhadap ekonomi nasional. Berdasarkan data PDRB ADHB Triwulan II 2025, perekonomian Jawa Timur mencapai Rp849,30 triliun atau berkontribusi 25,36% terhadap ekonomi Pulau Jawa, dan 14,44% secara nasional.

“Pertumbuhan ekonomi ini harus dibarengi dengan peningkatan literasi dan inklusi keuangan agar seluruh masyarakat, termasuk pelaku UMKM, dapat tumbuh bersama,” ujar Khofifah.

OJK bersama pemerintah daerah juga melaksanakan pra-kondisi di sejumlah kota di Jawa Timur seperti Malang, Kediri, dan Jember untuk memperluas jangkauan edukasi keuangan. Melalui Festival Jatim Inklusif, masyarakat diajak memahami pentingnya pengelolaan keuangan dan akses terhadap pembiayaan yang aman dan terjangkau.

Dukungan OJK terhadap sektor UMKM dinilai sangat penting, mengingat sektor ini menyumbang 60,08% terhadap PDRB Jawa Timur.

Dengan kolaborasi yang solid antara regulator, pelaku usaha, dan pemerintah daerah, diharapkan cita-cita menuju masyarakat inklusif secara keuangan dapat terwujud menjelang Indonesia Emas 2045.

Get In Touch

Jl Pahlawan No 7, Surabaya

gmail : vnncitra@gmail.com

Follow Us

© oposisi.co. All Rights Reserved.